Markaz Hidayah Qur’an resmi membuka babak baru bagi para penghafal Al‑Qur’an lewat Masa Ta’aruf Santri (MATAS) 2025/1447 H. Kegiatan yang diadakan pada Sabtu‑Ahad, 27‑28 September 2025 (5‑6 Rabiul Akhir 1447 H) disambut dengan semangat tinggi oleh lebih dari empat puluh santriwan dan santriwati di Ar‑Rahman Quranic College, Megamendung, Bogor.

Maksud yang ingin dicapai lewat penyelenggaraan acara Masa Ta’aruf berjudul “Berkah bersama Al Qur’an”.Dengan tema “Barakah bersama Al‑Qur’an” sebagai landasan, MATAS 2025 diharapkan menjadi pijakan kuat yang menuntun jejak langkah santri‑santri baru.
Diharapkan pula, peristiwa ini bukan sekadar ritual penyambutan, melainkan menyalakan bara awal perjuangan mereka dalam 3 hal yaitu
1. Menghafal serta memahami Al‑Qur’an sebagai acuan utama dalam kehidupan.
2. Menjaga keteguhan hati, tetap istiqamah, sepanjang rangkaian perjalanan spiritual yang mereka jalani.
3. Menumbuhkan ukhuwah yang erat di antara santri, sekaligus mengikat santri dengan para ustadz/ustadzah, sehingga terjalin kebersamaan yang sarat rahmat di bawah naungan Al‑Qur’an.
Kemeriahan Ta’aruf Santri di Hari Pertama
- Bagian 1 Pembukaan Sesi Ta’aruf Santri
Pada pukul 08.00, suara lantunan ayat suci Al‑Qur’an mengisi aula utama, menandai secara resmi dimulainya MATAS 2025. Acara dimulai dengan sambutan hangat dari para pemimpin: Ustadz Arfatul Hidayat, Lc., S.Ag, selaku Pembina Yayasan; Ustadz Fadly Hisbullah, S.Ag, Ketua Yayasan; serta Ustadz Tatot Triyo yang mewakili partner. Selanjutnya, Buya Kamal Malawi dari Yayasan Hidayah Indonesia meresmikan pembukaan MATAS 2025, lalu para asatidz membagi santri ke dalam beberapa kelompok. Kelompok‑kelompok tersebut dipisahkan antara Ikhwan dan Akhwat.Untuk Menyulut bara semangat para peserta Asatidz meminta dari masing-masing kelompok dengan membuat jargon dan yel‑yel.

Setelah sesi pembukaan usai,dengan semangat yang menggelora para santri dan para santri langsung meluncur ke lapangan. Tiap kelompok, dipimpin oleh seorang ketua,yang diberikan tugas untuk menyusun yel‑yel bersama anggota kelompok lain. Suasana pun berubah menjadi riuh rendah, dipenuhi diskusi dan canda tawa. Saat bergantian tampil, tidak ada yang setengah‑setengah; setiap tim menampilkan energi puncak di depan para asatidz yang berperan sebagai juri.
Menuju Materi Al Barakaatu Ma’al Qur’an
Setelah selesai berdiskusi serta mempersembahkan yel‑yel dan jargon masing‑masing, tibalah momen bagi ustadz Arfatul Hidayat, Lc.SAg, untuk menyampaikan materi “Barakatu ma’al Al Qur’an” sebelum melaksanakan games. Beliau menekankan, “Kehidupan yang diberkahi adalah ketika hidup menjadi bermanfaat.” Pesan ini menegaskan bahwa sebagai penghafal Al Qur’an, kita seharusnya memberi manfaat di beragam lingkungan.
Kegembiraan luar biasa dalam Games masa Ta’aruf 2025/1447 H
Masing‑masing dari kelompok santri menaruh perhatian pada penjelasan para Asatidz tentang Game Bersama yang akan dilangsungkan di lapangan. Game yang dipilih ialah Estafet Air. Ember‑ember disiapkan oleh panitia, lalu santri‑santri menyalurkan air dari atas kepala masing‑masing. Air pun perlahan membasahi pakaian yang mereka kenakan.Meskipun tawa dan canda mengalun riuh, sorakan semangat tiap kelompok menambah warna, memeriahkan suasana, dan mengeratkan ukhuwah.
Menjelang waktu Ashar, detak jantung para santri berdegup kencang ketika menanti pengumuman pemenang games estafet Air. Setelah pemenang diumumkan, para santri bersiap menunaikan sholat Ashar secara berjamaah.
Detik-detik yang penuh keberkahan menuju pada materi Living Qur’an
Setelah istirahat, para santri beranjak ke masjid untuk berdzikir bersama. Lantunan dzikir sore mengalun lembut, menebar ketenangan di sekeliling mereka. Usai dzikir, dilanjutkan dengan kultum Al Baraakatu Ma’al Al Qur’an. Para santri pun menyimak dengan khidmat penyampaian kultum dari MHQ Bogor Ikhwan.
Adzan yang pelan berbisik di ufuk senja, menebar rasa kesyahduan. Shalat Maghrib berjamaah pun dilaksanakan, sambil menunggu tibanya waktu Isya. Sementara menunggu, para santri berkumpul bersama para asatidz untuk makan bersama. Setelah selesai makan, shalat Isya’ dilaksanakan, lalu persiapan materi kedua pun dimulai.
Materi Living Qur’an
Para santri berkumpul di aula, menunggu dengan antusias kehadiran Ustadz Muallif Kutub SAg, yang kemudian menyampaikan materi berjudul Living Qur’an. Meskipun beberapa santri tampak berjuang melawan rasa kantuk, perhatian tetap terjaga.
Dalam penyampaiannya, Ustadz Muallif menekankan betapa pentingnya mensyukuri nikmat melalui ketaatan dan upaya mendekatkan diri kepada Allah. Dengan kata lain, ketaatan merupakan manifestasi nyata dari rasa syukur kepada Allah.
Persiapan Santri Penghafal Al-Qur’an sebagai Calon Pemimpin
Materi berikutnya mengangkat topik leadership, khususnya implementasi kepemimpinan dari para sahabat Nabi. Ustadz Reza Jamalullail Lc mengisi kajian pagi ini, menyoroti bahwa dalam setiap prinsip kepemimpinan haruslah sejalan dengan konsep Nabawi.

Kepemimpinan yang sesuai dengan konsep Nabawi diyakini mampu mendorong kemajuan, kemakmuran, serta keadilan bagi masyarakat. Lebih dari itu, model kepemimpinan ini bertujuan melahirkan generasi beriman yang konsisten menjalankan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Latihan Dasar Kepemimpinan sebagai Implementasi Praktis Masa Ta’aruf Santri
Di bawah terik matahari yang menyengat, santri dan para asatidzah berbaris rapi layaknya shaff shalat. Pelatih, Pak Ahmad Jaya, menertibkan barisan sekaligus memberikan penyuluhan kepemimpinan yang memotivasi seluruh peserta. Salah satu momen menantang muncul ketika Pak Ahmad mengajak beberapa santri yang berani untuk menuruni tebing setinggi lima meter. Menjelang waktu Dzuhur, para santri pun bersiap kembali ke bersiap untuk pulang unit masing-masing.


Sesi Tanya Jawab Masa Ta’aruf Santri dan Simpulan
Q: Apa kata-kata yang paling berkesan di Masa Ta’aruf kali ini?
A: Pernyataan Ustadz Iqbal sebagai MC, “Kegagalan sesungguhnya adalah kita menjadi apa yang kita benci,” sangat membekas.
Q: Apa yang kamu dapat dari Masa Ta’aruf tahun ini?
A: Sebelum mengikuti MATAS, saya belum memahami prioritas. Namun, setelah mengikuti kegiatan ini, saya lebih sadar bahwa mengaji adalah prioritas, meskipun kadang masih ada rasa malas.
Q: Apa yang kamu dapat selama MATAS?
A: MATAS kali ini melatih untuk tidak mudah menyerah dan tidak mengeluh meski perjalanan terasa panjang dan penuh tantangan.
Q: Apa pendapat kalian soal MATAS tahun ini?
A: Selama MATAS, kami menjadi lebih saling mengenal, memahami, dan memaklumi kepribadian satu sama lain.
Simpulan: Merajut Asa, Mengukir Istiqomah

Pada dasarnya, MATAS bukan sekadar masa orientasi, melainkan menjadi proses untuk membangun fondasi penting yang mempererat hubungan santri dengan Al-Qur’an serta menyirami benih keimanan. Fokus tahun ini adalah latihan dasar kepemimpinan, yang menjadi bekal esensial untuk perjalanan mereka ke depan.
Melalui berbagai aktivitas di luar kelas, para santri tidak hanya mengimplementasikan teori, tetapi juga mengasah kemandirian, keberanian, serta memperkuat ukhuwah dengan sesama santri dan asatidz. Dari sinilah, perjalanan Qur’ani mereka benar-benar bermula.
Rangkaian Foto MATAS dapat dilihat selengkapnya:
Saksikan kemeriahan MATAS di bawah ini
Buruan daftar ke Markaz Hidayah Qur’an