Share for Jariah

Mukhayyam Lughah MHQ 2025: Membangkitkan Peradaban Islam melalui Bahasa Arab

MHQ News – Pada 14-21 Juni 2025, Markaz Hidayah Quran Pusat mengadakan Mukhayyam Lughah yang berlangsung selama seminggu di Masjid Pusat Markaz Hidayah Quran Bekasi. Dengan tema “Dengan Bahasa Arab Kita Bangkit!”, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab santri dan memajukan peradaban Islam melalui penguasaan bahasa yang mulia ini. Acara ini juga dihadiri oleh empat syeikh dari Timur Tengah yang berbagi ilmu dan pengalaman mereka.

Mukhayyam Lughah ini tidak hanya sekedar pelajaran bahasa Arab, tetapi juga bagian dari upaya menghidupkan kembali kejayaan peradaban Islam yang pernah ada melalui penguasaan bahasa Arab. Dengan cara ini, diharapkan para santri dapat mengaplikasikan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi, belajar agama, maupun dalam memahami Al-Qur’an.

Tujuan Mukhayyam Lughah: Membentuk Lingkungan Pembelajaran yang Mendalam

Acara ini dirancang untuk menciptakan bi’ah (lingkungan) yang mendukung pembelajaran bahasa Arab secara intensif. Ustadz Arfatul, Pembina Pondok Pesantren Markaz Hidayah Quran, menyatakan bahwa tujuan utama dari Mukhayyam ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada santri untuk tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga mengaplikasikan bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari bersama pengajar dan sesama santri. Dengan semangat ini, MHQ berharap bisa mencetak generasi yang fasih berbahasa Arab dan memahami agama secara mendalam.

Kegiatan seperti kajian, seminar, muhadhatsah, mubasyarah, hingga games berbahasa Arab dirancang untuk menambah semangat dan keterampilan bahasa Arab para santri. Selain itu, dengan adanya syeikh-syeikh dari Timur Tengah, acara ini memiliki dimensi internasional yang memperkaya pengalaman santri.

Syeikh Dr. Tajuddin Al-Abbasy: Jejak Kenabian dalam Mempelajari Bahasa Arab

Pada hari pertama, Syeikh Dr. Tajuddin Al-Abbasy dari Timur Tengah membuka acara dengan tema “Jejak Kenabian dalam Mempelajari Bahasa Arab”. Beliau menyampaikan bahwa meskipun beliau bukan orang Arab asli, seperti Nabi Ismail AS, kita tidak perlu merasa minder dalam mempelajari bahasa Arab. Nabi Ismail yang berasal dari keluarga non-Arab juga mampu berbicara bahasa Arab dengan fasih, bahkan lebih fasih daripada suku Arab asli di Makkah, berkat ketulusan dan semangat belajar.

Selain memberikan kajian yang mendalam, beliau juga mendorong para santri untuk terus berusaha meskipun awalnya sulit. Seperti Nabi Ismail AS, kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh dan belajar dengan tekun agar bisa menguasai bahasa Arab. Selama kajian yang berlangsung dari pagi hingga menjelang dzuhur, beliau memotivasi para santri untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Setelah itu, para santri mendapatkan kaidah-kaidah bahasa Arab yang disampaikan oleh pengajar untuk memperkaya kemampuan muhadatsah mereka. Di sore harinya, mereka diajak untuk mengikuti games berbahasa Arab untuk melatih penggunaan bahasa dalam suasana yang lebih santai.

Syeikh Anas Al-Mashri: Bahasa Arab sebagai Kunci Memahami Al-Qur'an dan Sunnah

Pada hari kedua, Syeikh Anas Al-Mashri dari Gaza memberikan penekanan tentang betapa pentingnya bahasa Arab sebagai kunci utama untuk memahami Al-Qur’an dan Sunnah dengan benar. “Tidak sah menjadi seorang penuntut ilmu agama jika tidak menguasai bahasa Arab,” kata beliau. Syeikh Anas juga mendorong para santri untuk membiasakan diri berbicara bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pembelajaran maupun interaksi sosial.

Acara pada hari itu diisi dengan tanya jawab yang sangat interaktif, di mana santri diberikan kesempatan untuk berdiskusi langsung mengenai tantangan dalam menguasai bahasa Arab. Dalam kesempatan ini, para panitia juga memberikan hukuman ringan kepada santri yang tidak berusaha berbicara bahasa Arab di luar jam pelajaran, sebagai bentuk dorongan untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa Arab

Syeikh Muhammad Dhou' As-Sudani: Mengajak Santri untuk Menyadari Pentingnya Bahasa Arab

Pada tanggal 18 Juni 2025, Syeikh Muhammad Dhou’ As-Sudani, ahli bahasa Arab dari Sudan, memberikan kuliah dengan tema “Ahammiyat al-Lughah” (Pentingnya Bahasa). Syeikh Dhou’ mengajak para santri untuk melihat bahasa Arab sebagai bahasa agama yang sangat penting untuk dipelajari, karena bahasa ini adalah bahasa para nabi dan syurga.

Dengan gaya penyampaian yang santai dan interaktif, beliau membuat para santri semakin termotivasi untuk mempelajari bahasa Arab sebagai kunci menuju akhirat yang lebih baik. Selain itu, beliau menekankan bahwa bahasa Arab adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan spiritualitas para santri, menjadikannya lebih mudah dipahami dalam memahami teks-teks agama dan meningkatkan kualitas ibadah mereka.

Kehadiran Syeikh Ibrahim Al-Qushary: Menjaga Niat dalam Menuntut Ilmu

Di hari keenam, Syeikh Ibrahim Al-Qushary dari Makkah, seorang ulama dan pengajar di Daarul Hadits Makkah, datang untuk berbagi ilmu dengan para santri. Syeikh Ibrahim mengingatkan bahwa dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama, kita harus menjaga niat dan selalu mengingat tujuan akhir kita, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Beliau berbicara tentang pentingnya semangat belajar dan berlomba-lomba dalam kebaikan, serta berbagi pengalaman tentang belajar di Makkah. Kehadiran beliau memberi semangat baru untuk menjaga hafalan Al-Qur’an dan terus berusaha dalam menuntut ilmu, tidak hanya untuk dunia, tetapi untuk akhirat.

Penutupan: Semangat Mukhayyam Lughah yang Berlanjut

Sebagai penutupan, Mukhayyam Lughah MHQ 2025 ini berhasil mencetak generasi yang lebih fasih berbahasa Arab dan siap menghadapi tantangan dalam menuntut ilmu agama. Markaz Hidayah Quran berkomitmen untuk terus mengadakan program-program seperti ini yang akan memperkuat fondasi pendidikan agama dan bahasa Arab bagi generasi muda.

 

Semoga semangat yang terbangun selama acara ini terus menyala, dan kita semua dapat menjadi bagian dari generasi yang fasih berbahasa Arab dan memuliakan ajaran Islam.

Scroll to Top