Hijrah Itu Proses, Bukan Prestasi Sekejap
Refleksi Insani Tahun Baru Islam di Musholla Al-Jannah Maharaja, Depok
Pada Jumat malam, 1 Muharram 1447 H / 27 Juni 2025 M, Musholla Al-Jannah yang terletak di Perumahan
Maharaja, Depok, dipenuhi oleh sekitar 100 hamba Allah yang antusias untuk berhijrah. Dari anak-anak, remaja, hingga orang tua semua berlomba-lomba dalam sebuah acara menyambut Tahun Baru Islam yang penuh hikmah. Dengan tema “Hijrah Menuju
Hidup yang Lebih Baik”, acara ini digelar oleh DKM Al-Jannah dan diisi oleh Ustadz Arfatul Hidayat, serta
penampilan anak-anak luar biasa, CK Junior yang menambah nuansa hangat dan hidup pada malam tersebut.
Dalam tausiyahnya, Ustadz Arfa menyampaikan bahwa hijrah bukan sekadar berpindah
dari satu tempat ke tempat lain, melainkan tentang pergeseran nilai dalam diri: dari malas menuju semangat,
dari lalai menuju sadar, dari hanya tahu menjadi mau berubah. Beliau menuturkan, selalu beliau sampaikan kalau “kita tak usah bermimpi membangun rumah tangga sampai ke syurga, kalau bangun shubuh saja belum mampu.”
Teguran sederhana itu mampu membungkam sejenak suasana. Tapi bukan dalam keheningan muram, melainkan dalam kesadaran kolektif yang justru menjadi titik awal hijrah. Kalimat itu bukan sekedar hentakan, tapi sebuah peringatan kalau hijrah itu selalu dimulai dari langkah yang kecil namun konsisten. Kalimat sederhana itu menyadarkan, kalau kita seringkali melihat hijrah hanya sebagai sebuah gerakan besar.. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, Merubah kebiasaan berprilaku dan sebagainya.. Padahal, hijrah selalu dimulai dari yang terkecil-dari hari. Dari kesadaran yang dihadirkan oleh ustadz Arfa itulah cahaya perubahan bisa menembus relung hati yang sebelumnya beku.
Sebagai salah satu yang hadir, saya pribadi merasa seolah sedang ditampar, disadarkan bahwa hijrah bukan soal hasil besar, tapi konsistensi langkah kecil. Bahwa hijrah itu bukan soal banyaknya target, tapi seberapa sungguh kita menjaga niat di tengah tantangan. Tentang sebuah arti konsisten, ustadz Arfa telah menamparku dengan penyampaiannya yang lugas namun tulus. Saya yakin itu jugalah yang dirasakan oleh para hadirin.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama yang khusyu dan penuh makna. Meski sederhana, malam itu bukan hanya soal acara tahun baru, tapi tentang ruh, tentang semangat kembali ke
dalam, ke arah yang lebih baik.
Semoga Muharram ini benar-benar menjadi gerbang perubahan, bukan hanya dari kalender, tapi dari hati dan
tindakan.
اللهم اجعلنا من الذين استمعوا القول فاتبعوا أحسنه